14 Februari 2008

HELPING SKILLS FOR UNDERSTANDING

Keterampilan Untuk Memahami Orang Lain

1. Listening Skills (Keterampilan Mendengarkan)

Mendengarkan adalah suatu aktivitas yang sangat aktif dalam merespon semua pesan. Sebagai helper, mendengarkan tidak hanya mendengarkan kata-kata helpee tetapi juga melihat bahasa tubuh helpee.

Keterampilan mendengarkan meliputi:

  1. Attending (Memperhatikan), meliputi:

· Kontak melalui mata. Kontak mata merupakan salah satu sarana untuk melakukan komunikasi. Dari kontak mata dapat diketahui tentang perasaan seseorang dan dapat diperoleh pesan non verbal. Dalam kontak mata perlu memperhatikan jarak antara helper dan helpee, agar helpee merasa nyaman.

· Sikap badan. Helper perlu bersikap santai agar dapat berempati terhadap apa yang dirasakan oleh helpee. Sikap helper yang tegang akan mengubah perhatian helpee, sehingga helpee akan ikut tegang.

· Gesture/gerak isyarat. Komunikasi dapat meliputi gerakan-gerakan badan. Pesan bisa dikirimkan oleh helpee melalui gerakan-gerakan isyarat dan sikap badan.

· Verbalisasi dari helper. Yang dikatakan oleh helper berhubungan dengan apa yang dikatakan oleh helpee. Helper menegaskan pernyataan dari helpee dan megambil intinya. Suatu penegasan dapat membantu helpee untuk bercerita lebih banyak, seperti “saya tahu maksud anda”.

  1. Paraphasing (Menyusun pesan)

Paraphasing adalah suatu metoda untuk mengemukakan kembali pesan-pesan helpee secara mendasar. Helper menyimpulkan data-data dari apa yang dikatakan oleh helpee ke dalam kata-kata yang lebih tepat dengan mengulangi pesan-pesan dari helpee tanpa menambahkan ide-ide baru. Petunjuk untuk melakukan Paraphasing: (a) Mendengarkan dasar pesan dari helpee; (b) Menyatakan kembali secara singkat apa dasar dari pesan helpee; (c) Mengamati suatu isyarat, atau meminta suatu respon dari helpee untuk menegaskan atau menolak keakuratan dan kegunaan dari paraphrase untuk lebih memahami helpee.

  1. Clarifying (Menjelaskan)

Menjelaskan akan membawa dari topic yang tidak jelas ke topic yang lebih jelas. Dengan clarifying akan didapat pernyataan yang jelas dan singkat dari helpee. Petunjuk untuk melakukan Clarifying: (a) Mengakui adanya kebinguangan dari maksud helpee; (b) Mencoba menguraikan dengan cara lain atau meminta kejelasan, mengulangi atau menjelaskan.

  1. Perception checking

Merupakan aktivitas bertanya untuk memperoleh umpan balik dari helpee tentang ketepatan dari apa yang helper dengar. Perception checking yang sering akan membantu dalam membentuk komunikai yang terarah. Pedoman untuk perception checking: (a) Ungkapkan kembali apa yang didengar dan dipikirkan dengan kata-kata/kalimat yang lain; (b) Bertanya secara langsung untuk memastikan ketepatan dari apa yang didengar; (c) Biarkan helpee membenarkan persepsi helper jika tidak tepat.

2. Leading Skills (Keterampilan Mengarahkan)

Tujuan Leading (mengarahkan) adalah: Mendorong helpee berespon untuk memulai pembicaraan, Mendorong helpee untuk mengeksplorasi dan menguraikan perasaannya, Membiarkan helpee mengolah perasaannya dalam berbagai arah yang bervariasi dan berespon secara bebas terhadap apa yang sedang berlangsung, dan Mendorong helpee untuk aktif dalam proses wawancara dan menerima tanggung jawab dalam proses itu.

Keterampilan mengarahkan meliputi:

  1. Indirect leading (Pengarahan tidak langsung)

Tujuannya adalah agar helpee mau memulai dan bertanggung jawab dalam pelaksanaan wawancara. Pedoman untuk Indirect leading: (a) Menentukan tujuan pengarahan yang jelas; (b) Menjaga pengarahan tetap umum dan samar-samar; (c) Memberi waktu bagi helpee untuk mencernakan pengarahan itu.

  1. Direct leading (Pengarahan langsung)

Adalah metode untuk memusatkan topic secara lebih spesifik. Metode ini juga membantu helpee menguraikan, menjelaskan atau menggambarkan apa yang telah mereka katakan. Pedoman untuk Direct leading: (a) Menentukan tujuan pengarahan; (b) Mengekspresikan tujuan dalam kata-kata untuk memperoleh penjelasan yang spesifik; (c) Membiarkan helpee bebas mengikuti pengarahan helper.

  1. Focusing (memusatkan)

Pemusatan pembicaraan tentang suatu pokok bahasan yang menurut helper akan bermanfaat. Focusing cenderung mengurangi kebingungan, difusi dan kekaburan helpee. Pedoman untuk Focusing: (a) Gunakan perasaan helpee sebagai arah pemusatan pembicaraan; (b) Bersiaga terhadap umpan balik dari helpee tentang topic yang diprioritaskan; (c) Bantu helpee untuk melihat dengan jelas perasaan yang tersembunyi selama diskusi.

  1. Questioning (Bertanya)

Pedoman untuk Qoestioning: (a) Pertanyaan terbuka dan tidak dapat dijawab iya atau tidak; (b) Pertanyaan memancing perasaan helpee dan bukan untuk memperoleh informasi.

3. Reflecting Skills

Merupakan cara untuk menyatakan kepada helpee bahwa helper berada pada kerangka pemikiran yang sama dan menaruh perhatian penuh. Tujuan utama Reflecting adalah untuk mengerti pengalaman helpee dan mengatakan kepadanya bahwa helper memcoba mempersepsi dunia sama seperti helpee.

Tiga area dari Reflecting, yaitu:

  1. Reflecting feelings

Tujuannya adalah untuk memusatkan pada perasaan. Helpee seringkali tidak dapat mengungkapkan perasaannya, sebab perasaan lebih tak dikenal dibandingkan dengan emosi.

  1. Reflecting experience

Refleksi ini menguraikan umpan balik yang mengindikasikan keluasan observasi helper.

  1. Reflecting content

Merupakan suatu pengulangan kata pokok gagasan dari helpee. Reflecting content digunakan untuk memperjelas gagasan yang dusampaikan helpee. Helper dapat membantu menggambarkan gagasan yang hendak disampaikan helpee dengan cara memberikan penekanan pada kata-kata kunci.

Pedoman untuk Reflecting: (a) Baca keseluruhan pesan, keadaan perasaaan, non verbal body; (b) Pilih content dan feeling yang memenuhi tujuan pemahaman pada proses menolong; (c) Gambarkan pengalaman yang dirasakan.

4. Summarizing Skills (Keterampilan Merangkum)

Keahlian merangkum meliputi atensi pada apa yang dikatakan helpee (content), bagaimana ia berkata (perasaan), tujuan, waktu serta efek dari pernyataan (proses). Maksud utama dari merangkum adalah memperlihatkan pada helpee pergerakan perasaan dalam mengeksplorasi ide dan perasaannya sebagaimana peningkatan kesadarannya dalam belajar dan pemecahan masalah. Efek dari merangkum adalah menenangkan helpee, dan helper dapat mengetahui ketepatan persepsinya terhadap spectrum dari pesan yang disampaikan helpee. Pedoman untuk Summarizing: (a) Ikuti variasi tema dan nada emosional dari pembicaraan helpee; (b) Meletakan bersama-sama gagasan dan perasaan dalam kalimat pokok sebagai dasar pemaknaan; (c) Jangan menambah ide baru untuk merangkum; (d) Tentukan apakah lebih membantu, menyatakan rangkuman helper atau menanyakan pada helpee rangkuman tema-tema, persetujuan atau rencananya.

5. Confronting Skills (Keterampilan Konfrontasi)

Gagasan dan konfrontasi ini adalah untuk mendapat pengakuan secara jujur dan langsung; untuk menunjukkan apa yang akan terjadi dan diduga akan terjadi.

Keterampilan konfrontasi ini mengandung resiko, salah satunya adalah penolakan helpee untuk melakukan komunikasi secara terbuka. Hal ini tergantung pada kesiapan helpee untuk dihadapkan dengan feedback yang jujur.

Pembentukan konfrontasi meliputi sejumlah keterampilan menolong yang kompleks, terdiri dari:

a. Recognizing feeling

Pengakuan perasaan dalam diri seseorang sebagai helper. Kemampuan seseorang untuk mengakui dan menanggapi perasaan helpee didasari oleh kemampuan untuk mengakui perasaannya sendiri. Helper harus mempunyai dua penilaian, yaitu apakah kejengkelan merupakan petunjuk problem yang tengah dihadapi atau hal ini hanya merupakan reaksi yang wajar terhadap apayang dikatakan helpee.

b. Describingand sharing feeling

Gambarkan perasaan dalam diri seseorang dan berbagi rasa dengan helpee. Helper membantu memberikan gambaran bagaimana helper merasakan perasaan dalam diri helpee. Hal ini merupakan suatu model bagi helpee untuk mengakui dan menyampaikan perasannya. Adanya kepercayaan bergantung pada keterbukaan dalam berbagi rasa. Helper dapat mempercepat proses pembangunan kepercayaan melalui berbagi rasa tentang perasaan dirinya. Keterbatasan dari penyampaian perasaan secara bebas oleh helpee, akan menyebabkan mereka merasa tidak perlu menyelesaikan masalahnya. Kebanyakan helpee melakukan pertahanan diri untuk mencegah diri menyatakan perasaan lebih dari toleransi yang dimilikinya. Helper harus peka untuk mengetahui kapan kapan helper banyak melakukan defence (ketika tingkah laku helpee memburuk, dan dalam waktu lama melakukan katarsis emosional).

c. Feeding back and opinion (umpan balik dan pandapat)

Pemberian umpan balik dalam bentuk pendapat tentang tingkah lakunya. Helper memberi informasi dalam bentuk opini dan reaksi kepada orang yang meminta bantuan, sehingga helpee memiliki ide yang lebih baik tentang bagaimana berperilaku, dan mereka dapat menggunakan informasi ini untuk merubah tingkah lakunya. Pedoman untuk melakukan feedback: (a) Berikan pendapat dalam bentuk feedback pada saat helpee siap. Ketika helpee tidak siap hanya akan membangkitkan perlawanan, kemarahan, atau penolakan, karena hal itu tidak sesuai dengan alur pendapat helpee; (b) Gambarkan suatu tingkah laku sebelum memberikan reaksi. Helper seringkali sulit untuk menentukan kapan feedback itu merupakan proyeksi dari masalah pribadi dan kapan hal itu merupakan reaksi yang didapat dari helpee. Feedback harus diberikan secara hati-hati dan dengan pemahaman yang jelas. Dengan menjaga reaksi yang bersifat deskriptif daripada yang evaluatif, membuat helpee bebas menggunakan reaksi-reaksi tersebut sebagaimana adanya; (c) Berikan feedback dalam bentuk pendapat tentang tingkah laku bukan keputusan tentang person; (d) Berikan feedback mengenai kapasitas yang dimiliki untuk berubah; (e) Feedback diberikan dalam kadar yang kecil, sehingga helpee dapat mengalami secara penuh pengaruh dari reaksi helper; (f) Feedback hendaknya merupakan bentuk respon terhadap tingkah laku yang spesifik yang terjadi saat itu, bukan terhadap urusan emosional yang belum selesai pada masa lampau; (g) Helper hendaknya meminta helpee untuk menanggapi feedback.

d. Meditating

Suatu bentuk penekanan dan penjelasan. Meditasi membuka kemungkinan bagi kesadaran diri dalam relasi dengan dunia, yang merupakan suatu proses yang berbeda dari proses sensori yang biasa disadari. Helpee yang berganti-ganti topic dan yang kesulitan merasakan perasaan mereka, dapat ditolong melalui beberapa jenis meditasi. Helper dapat meminta helpee untuk berhenti bicara, menutup mata, memperoleh posisi yang nyaman, dan dalam beberapa saat helper dapat meminta helpee untuk menfokuskan diri pada pernafasan, bagaimana mereka menghirup dan menghela nafas dan membiarkan lompatan ide-ide melintasi kesadaran mereka yang mulai memudar.

e. Repeating (pengulangan)

Suatu bentuk penekanan dan penjelasan. Helpee hanya diminta mengulangi satu kata, frase, atau kalimat pendek dalam satu waktu. Tujuannya adalah untuk membangkitkan perasaan yang dihubungkan dengan berbagai kata. Helper meminta helpeeuntuk mendengarkan apa yang ucapkan secara emosional melalui pengulangan-pengulangan. Kemudian mereka mendiskusikan perasaan-perasaan yang diendapkan atau perasaan yang keluar. Dengan pengulangan, helpee dapat membuka tabir perasaan yang tidak jelas dan topic yang tetap pun akan berubah, ini akan menimbulkan perasaan-perasaan yang mendalam.

f. Associating

Suatu metode untuk memperoleh sentuhan perasaan. Helpee dianjurkan untuk mengatakan apapun yang terlintas dalam kesadaran. Tujuannnya adalah agar helpee terbebas dari pernyataan-pernyataan yang tidak tepat, logic, direncanakan, dan lebih kepada perasaan-perasaan yang tidak jelas dan tidak logic. Hasil utama yang diharapkan adalah suatu kebebasan dari perasaan sehingga helpee dapat berdiskusi langsung. Pedoman keterampilan asosiasi: (a) Meminta helpee mengatakan apa yang hadir dalam kesadarannya; (b) Jelaskan bahwa loncatan ide-ide tidak perlu bersifat logic atau konsisiten; (c) Gunakan akibat-akibat untuk menolong helpee mengeksplorasi labih lanjut perasaannya atau diskusikan akibat dari asosiasi mereka; (d) Sebagai suatu variasi, ambilah satu kata dengan kemungkinan adanya unsure emosional yang signifikan dari penyataan helpee dan mereka untuk mengatakannya secara bebas semua pemikiran dan perasaan yang terbangkitkan oleh kata tersebut secepat pikiran dan perasaan itu hadir.

6. Interpreting Skills (Keterampilan Menginterpretasi)

Menginterpretasi adalah proses aktif helper untuk menerangkan arti kejadian-kejadian kepada helpee sehingga mereka dapat melihat masalahnya dalam cara yang baru. Tujuan utamanya adalah mengajar helpee untuk mengartikan sendiri kejadian-kejadian hidupnya. Interpretasi kadang-kadang diberikan dalam rumusan beberapa teori khusus tentang kepribadian yang dikuasai helper. Biasanya diungkapkan sebagai hipotesa atau dugaan tentang apa yang terjadi. Menginterpretasi berarti helper mengarahkan helpee untuk mencari pengertian dan persepsi yang lebih luas mengenai perasaan mereka. Tujuan dari seluruh interpretasi adalah interpretasi diri oleh helpee dan meningkatkan kemampuan helpee untuk bertindak efektif.

a. Interpretive questions (Penafsiran pertanyaan)

Beberapa interpretasi dilakukan dalam bentuk pertanyaan. Pertanyaan yang menyatakan (secara tidak langsung) kualitas sementara pernyataan dan membuat interpretasi dengan sedikit resiko untuk helper.

b. Fantasy and metaphor

Cara lain mengenal interpretasi adalah bentuk fantasi (day dream), dan penggunaan bahasa gambar metafora. Interpretasi terdapat pada suatu kontinum dari refleksi helper berada pada tingkat pemahaman dan perasaan helpee, keterangan teoritis tidak dapat melalui interpretasi lebih lanjut. Interpretasi ini belum menggali lebih dalam lagi psikis helpee dan memunculkan insight brillian untuk membuka mesteri kepribadiannya. Pedoman interpreasi meliputi: (a) Carilah pesan pokok yang dikemukakan oleh helpee; (b) Ungkapan kembali pesan itu kepada helpee; (c) Tambahkan pemahaman helper; (d) Gunakan bahasa yang sederhana dan setaraf dengan pesan utama tersebut; (e) Perkenalkan gagasan helper sebagai gagasan sementara.

7. Informing Skills (Keterampilan Memberikan Keterangan)

Penyaringan terhadap informasi perlu mendapatkan perhatian, karena terkadang keterangan yang tidak perlu bagi helpee diberikan.

Advising (Menasehati)

Memberi nasehat adalah aktivitas helper memberikan informasi. Helpee mengharapkan pernyataan dalam nada menasehati atas apa yang telah terjadi, seringkali mempercayai peran helper sebagai seorang ahli. Namun tak jarang helpee mempermasalahkan helper karena nasehat yang diberikan tidak mampu memecahkan masalahnya.


Tidak ada komentar: