Kira-kira 13 tahun yang lalu tepatnya waktu saya umur 9 tahun, saya melihat seorang laki-laki bertubuh tinggi kurus, berkulit ya lumayan putih untuk seorang laki-laki, berseragam putih abu-abu. Saya melihatnya sedang duduk termenung disebuah taman. Tanpa sadar waktu itu teman-teman saya menegur "hei, kamu ngapain sih ngeliatin aa itu terus?"
"ga apa-apa koq." jawabku..
Waktu bergulir.. tak terasa SMP, SMA, dan sekarang lagi mumet-mumetnya mau ujian semester.
Tak terasa saya sudah duduk di bangku kuliah.
Suatu ketika ketika saya sedang menunggu bis di depan kompleks rumah, saya melihat sosok laki-laki yang nampak tak asing. Setelah saya putar otak, Ya, dia yang waktu itu duduk ditaman. Wajahnya nampak samar karena terhalang kaca mobil yang silau. Namun aku yakin, ya itu dia orangnya, laki-laki yang telah mengganggu pikiran semenjak saya kecil. Dia tampak gagah sangat berbeda dari yang dulu. Pasti sekarang dia sudah kerja.
Semenjak kejadian itu, setiap pagi saya semangat pergi ke kampus, berharap akan dapat melihatnya lagi di depan kompleks. Saya pasang incer-incer jam 07.15 dia keluar dari dalam kompleks. Setelah lama, saya berpikir, dimana ya rumahnya? Pasti satu kompleks.
Tanpa ada niat untuk mengetahui rumahnya. Yang ada dipikiran hanyalah menunggunya lewat jam 07.15 di depan kompleks. Suatu pagi saya terlambat, bangun jam 07.00.. Ahh, ga mungkin bakal keburu untuk menunggunya di depan komleks, lagipula ga ada kuliah. Dengan sambil males-malesan kubuka jendela kamar, ketika sedang menikmati segarnya udara pagi, tiba-tiba dari kejauhan kulihat mobil biru yang sangat-sangat familiar. Haaah... ternyata laki-laki itu lewat depan rumah saya tiap hari?
Akhirnya setiap hari saya menunggunya lewat depan rumah.. Hingga semua orang dirumah saya tau, mulai dari mama hingga adik. "Teh, lewat tuh.." begitu komentar adik saya ketika melihat mobil lelaki itu.
Suatu saat mama saya berkomentar "Teh, udah atuh.. jangan disia-siain hidup tuh. Ngapain mikirin, nungguin laki-laki yang ga jelas" Saya hanya menanggapinya dengan senyum..
"Teh, Didi tau rumah laki-laki itu?" kata adikku membuyarkan konsentrasiku untuk melihat mobil biru berplat D 77 GR itu.
"Oya, anter teteh atu Di, pengen tau." kata saya dengan bersemangat.
"Ga usah ya teh." Sambut Didi kemudian.
Akhirnya setelah memaksa Didi, ia mau mengantar saya ke rumah laki-laki itu. Waktu itu hari minggu, hari libur dia pasti dirumah, pikir saya tak sabar.
"Itu teh rumahnya." kata Didi
Perasaan senang berganti jadi heran. "Di, mereka itu siapa?" sambil menunjuk seorang perempuan dan seorang anak lelaki yang kira-kira berumur 2 tahun.
"Ya itu istri sama anaknya atu teh.."
Entah kenapa saya merasakan kekecewaan yang begitu dalam.. Lebih dalam dari rasa kecewa saya karena ga keterima SPMB, lebih dalam dari rasa kecewa saya karena ga diijinin midnight sama Mama, lebih dalam dari rasa kecewa yang pernah saya rasakan sebelumnya. Saya menangis dan adik saya hanya berkata "Kata Didi juga ga usah kesini.."
Cerpen ini hanya sekedar cerpen, jika ada kesamaan nama, tempat, dsb hanyalah iseng-iseng belaka. (alagh... apa sih gw??)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar