14 November 2008

anak istimewa

Setiap orang tua ingin anaknya terlahir sempurna, apalagi dengan sang anak, ia tak mau dan tak meminta dilahirkan dengan keadaan yang berbeda dari anak yang lainnya. Namun Allah yang maha adil memiliki rencana lain dibalik itu..

Teringat di sebuah yayasan anak luar biasa tempatku dulu bernaung, berbagi ilmu bersama teman dan sedikit membantu anak-anak yang kurang beruntung untuk dapat menjalankan aktivitasnya layaknya anak-anak normal. Sungguh banyak pelajaran yang dapat kupetik disana. Salah satunya dan yang paling melekat di pikiranku adalah kasih sayang dan kesabaran para orang tua istimewa.

Salah satu Ibu menitipkan anaknya yang mengalami autisma pada yayasan tersebut. Anak tersebut berumur 12 tahun dan berbagai pengobatan medis maupun terapi telah ia jalani, hingga sampai pada tangan kami. Ibu tersebut tak sekedar menitipkan, sebelum meninggalkan ruangan, ibu tersebut berulang-ulang mencium pipi anak perempuannya, dan berulang-ulang pula mengatakan pada kami "Saya titip anak saya ya mbak, kalo ngerengek biasanya minta kacang, ini kacangnya, kalau pipis dia bisa sendiri, kalau ada apa-apa panggil saya ya mbak, saya tunggu diluar.makasih ya mbak..". Dan setelah terapi berjalan beberapa kali, si Ibu tak pernah lupa menanyakan perkembangan si anak. "Mbak hari ini anak saya nakal ga? ada perkembangan apa? dirumah saya harus kasih latihan apa?"

Jika kami beritahu, misalnya "Alhamdulillah bu, anak ibu sudah mulai bagus konsep dirinya, dilatih lagi ya bu dirumah.." Sang Ibu senang bukan main? Aku melihat pancaran kebahagiaan dalam mukanya, walaupun disela kesedihan yang dipendamnya.

Seorang Ibu yang memiliki anak yang istimewa adalah Ibu yang istimewa pula. Dan aku merasa terhormat seorang Ibu istimewa mempercayakan anak istimewanya kepadaku.
Andai keadaannya berubah, sebenarnya aku ingin kembali menemani hari-hari anak-anak istimewa tersebut.. Andai..

Tidak ada komentar: