16 Januari 2010

Ketika Kau Bermimpi

Saat ini pukul 02.00. mungkin kau telah terlelap didalam ruang 3x4, diatas kasur yg empuk, beradu dengan bantal dan guling. Hemm, aku tak yakin kau gunakan selimutmu. Aku tak ingin menjadi teman tidurmu, berbaring disisimu. Aku pun tak iri dengan bantal dan gulingmu yang dapat dipeluk dan disandar. Yang ingin kulakukan hanyalah duduk disebuah kursi kayu di sisi tempat tidurmu, kemudian memandangi sosokmu yang sedang ditinggal sejenak oleh ruhmu. Mengamati gaya tidurmu yang santai, sangat mencerminkan gaya hidupmu. Sesekali kau menggeliat menambah lipatan-lipatan seprei yang tidak karuan. Kusutnya rambut ikalmu dan mimik pasrah tidurmu hanya membuatku tersenyum dan merelakan alam mengambil jatah waktu ku hanya tuk sekedar memandangmu. Tak ada niat untuk menjamah, walau ada keinginan untuk membetulkan kaosmu yang terangkat, khawatir kau kedinginan. Tapi tak ingin kujamah ragamu saat ini.
Tiba-tiba kulihat segumpal asap putih bergumpalan mirip awan di atas kepalamu, ternyata kau mulai bermimpi. Bangkitlah aku dari kursi kayu dan berjalan, kumasukkan kepalaku kedalam gumpalan asap. Kutengok mimpimu, tak ada apa-apa, hanya padang rumput hijau dihiasi bunga warna-warni. Kudorong sepenuhnya hingga semua tubuhku telah masuk kedalam gumpalan asap tersebut. Kuberjalan diantara bunga-bunga, bibirku tak bergerak, namun hati ini teriak, yang kemudian memancarkan sebuah senyuman, dilontarkan begitu saja, sekenanya tapi penuh makna yang akupun tak tau apa itu. Bisikan hati ini terlalu halus, sehingga kadang tak terdengar. Yang kutau saat itu adalah, aku menyapamu lewat mimpimu.
Asap Putih itu mulai menipis, dengan segera aku keluar sebelum habis. Mimpimu telah selesai, namun kau tetap terlelap dengan manisnya. Akupun pergi, membuka pintu kamarmu perlahan, berjalan pelan-pelan dengan wajah berseri.
Hari ini, walau tak kujamah ragamu, tapi kumenyentuh pikiranmu, dan berharap esok, atau lusa, atau satu tahun lagi, atau kapanpun ku dapat bersinggah di kerajaan hatimu.

Tidak ada komentar: