27 September 2008

Setiap kejadian pasti ada hikmahnya

"Bu, kenapa aku punya ibu dan juga punya mama?" Tanya seorang anak umur 5 tahun kepada ibunya. Namun sang Ibu hanya menjawab "Sayang, itu kan hanya panggilan untuk ibu dan untuk mamamu"
Si anak tidak puas akan jawaban itu "Tapi bu.."
"Sudahlah sayang gak perlu dibahas lagi ya, sekarang kita cepet siap-siap ke Bandung ke rumah mama." Jawab sang Ibu lagi.
"Horee.." jawab sang anak dengan senang.

Anak perempuan berumur 5 tahun yang bernama Laras itu memang sangat senang jika diajak ke Bandung, ia akan bertemu mama, papa dan kakak2nya. Ia sangat menantikan perjalanan dari Jakarta menuju Bandung yang cukup melelahkan itu.

Ketika tiba di Bandung, seperti biasa Laras memilih tidur dengan mamanya. Namun malam itu tidak seperti biasanya, sang mama kaget bukan main dengan pertanyaan Laras, "Ma, kenapa aku punya ibu dan punya mama?"
"Koq kamu nanya gitu sayang?" Tanya sang mama menyembunyikan kagetnya.
"Soalnya kata temen aku, aku aneh punya ibu trus punya mama juga. Kata mereka, biasanya anak-anak itu cuma punya satu, kalo ga mama ya ibu, tapi aku koq punya dua ya ma?"
Sang Mama bukan lagi menahan kaget, namun menahan air mata. Secara spontan dan tanpa sadar ia menjelaskan semuanya, seperti sedang meluapkan emosi.
"Gini sayang, sebenernya waktu kamu umur 1,5 tahun kamu dipinjem sama Ibu, karena Ibu lama gak punya adik. Terus sebenernya mama mau ngambil kamu waktu kamu umur 3 tahun, tapi waktu kamu umur 3 tahun, Ibu belum juga dikasih adik sama Allah. Jadi kamu masih tinggal sama Ibu sampe sekarang." Kata sang mama dengan jelas.

Laras diam sesaat, menangis dan berkata "Jadi, Mama adalah mama aku yang sebenernya dan Ibu sebenernya adalah tante aku ya ma? Aku gak mau balik lagi ke Jakarta. Aku mau disini terus"
"Gak bisa gitu sayang, kamu kan sekolah disana, jadi ya harus pulang. Lagian gak bisa segampang itu untuk bawa kamu balik lagi ke Bandung. Kamu sabar dulu ya.. Lagipula kita kan masih bisa sering ketemu, hampir setiap hari minggu kita ketemu. Terus waktu lebaran kita pasti ketemu di rumah eyang kan?" Kata sang mama kemudian.
"Tapi kan gak setiap hari ketemu ma.. Lagian aku mau sekolah disini bareng mbak Lila sama mas Dimas. Ya ma.." Rengek Laras.
Bertambahlah kesedihan sang mama "Tapi apa kamu gak kasian sama Ibu? Nanti kalo kamu di Bandung, Ibu sama siapa di Jakarta? Bapak kamu kan kerja, selalu pulang malem. Masa kamu gak kasian liat Ibu sendirian?"

Hening.. Laras mulai berpikir, ia sangat sayang sama Mamanya, apalagi setelah tau hal yang sebenarnya. Tapi ia juga sayang sama Ibunya, gak mungkin ia meninggalkan Ibunya sendiri di Jakarta. Terbayang olehnya, sehari-hari saja sepulang sekolah ia merasa kesepian, dirumah hanya ditemani oleh Ibu dan si mbok. Jika Bapak pulang kerja, rumah baru terasa ramai. Kalau ia di Bandung, Ibunya hanya berdua sama si mbok. Kasian..

Tibalah keesokan harinya waktunya untuk pulang ke Jakarta. Tak seperti biasanya Laras menangis, merengek tak mau pulang. Tapi dengan sedikit rayuan dari Mamanya, iapun mau pulang.

Setelah kejadian itu, bertahun-tahun Laras merahasiakan bahwa ia sudah tau yang sebenarnya. Begitu pula sang Mama, ia juga merahasiakan bahwa ia telah menceritakan semuanya. Namun dibalik itu semua, tanpa diketahui seorangpun, hanya Allah SWT yang tau, bahwa mereka berdua, Laras dan mamanya selalu berdoa agar mereka bisa bersatu lagi, berkumpul bersama lagi.

Waktu terus berjalan, hingga tak terasa Laras berumur 9 tahun. Ketika itu, Ibunya sakit, masuk Rumah Sakit, menjalani beberapa operasi.
Hingga akhirnya setelah dua minggu dirawat di RS, sang Ibu meninggal dunia akibat kanker paru-paru stadium 4.

Laras sangat merasa kehilangan, ia menangis tiap malam. Namun ternyata, terdapat rahasia Allah yang tersembunyi dibalik kejadian itu.
Setelah dua bulan meninggalnya Ibu, Laras memberanikan diri untuk bicara kepada Bapaknya bahwa ia ingin tinggal di Bandung lagi. Alasannya simpel "Soalnya Bapak kan selalu pulang malem, aku suka kesepian pak berdua aja sama si mbok."
Bapaknya hanya bisa meng-iya-kan permintaan Laras.
Akhirnya Laras kembali tinggal bersama orang tua kandungnya, ia juga tak lagi merasa kesepian karena selalu ditemani oleh kakak-kakaknya.

Namun, ia juga masih sering bertemu dengan Bapaknya, entah ia yang ke Jakarta atau Bapaknya yang main ke Bandung. Satu tahun kemudian, Bapaknya menikah lagi dan tak lama setelah itu dikaruniai seorang anak. Bahagia ikut dirasakan oleh Laras karena Bapaknya tidak kesepian lagi.

Hingga kini, Laras gadis kecil itu telah tumbuh dewasa. Ia selalu mengenang masa kecilnya yang unik, namun ia sangat mensyukuri hal tersebut. Ia bersyukur dapat memberikan suatu kebahagiaan kepada almarhumah Ibu semasa hidupnya. Selain itu ia juga bangga terhadap Mamanya karena telah berjiwa besar, rela 'meminjamkan' anak bungsunya demi kebahagiaan adiknya, betapa sayangnya Mama terhadap adiknya. Namun itu semua tak lepas dari karunia Allah, Allah maha adil, maha bijaksana.

"Aku senang pernah memiliki 2 pasang orang tua.. Mereka memberikan banyak kebahagiaan untukku, memberikan pelajaran hidup yang sangat berarti. Terima kasih ya Allah telah memberikan pengalaman hidup yang begitu indah." Tutur Laras yang telah dewasa.

Satu hal yang dapat dipetik disini bahwa setiap kejadian seberat apapun, pasti ada hikmahnya..

6 komentar:

Iphoer mengatakan...

Aku inget cerita ini. Sedih jg ngebacanya. Mgkn laras lg inget ya? Ato lg kangen? Mgkn dgn doa bs ngbuat ibunya ngedenger. Apalg ntar lebaran bs ziarah ke makam ibunya.
Memang kadang suatu cara hrs ditempuh dgn cara yg berat. Tp hal itu bs ngebuat kita sadar rencana Allah itu gmn. Dan mdh2an rencana Allah itu adalah yg terbaik. Amin.

Vesti mengatakan...

Allah memang punya beribu rahasia untuk umatnya.. Cerita ini adalah salah satu contohnya.
Laras ga akan lupa sama masa kecilnya. Ibunya selalu ada dihatinya..

Iphoer mengatakan...

Untuk makhluknya kali ya? :-D. Pasti, kasih syg seorang ibu gk akn pernah terlupakan.

Vesti mengatakan...

oohh.. salah ya? bukan umatnya ya? tapi makhluknya? trus kalo umatnya buat ke siapa? hehehe... jadi ngebahas ini..

Iphoer mengatakan...

Makhluk = ciptaan, umat = pengikut.
Bukan begitu?

Allah pny banyak rahasia yg kita tdk tahu, tp kita akan sadar jika kita dekat dgn-Nya. Mdh2an kita tergolong orang2 tsb. Amin.

Anonim mengatakan...

kok jadi sedih ya bacanya cerpennya :(
mama is the best women yang selalu ada di hati aku juga, jadi inget masa lalu nich..he..he...