29 April 2016

Review film AADC 2

Penasaran banget sama film Ada Apa Dengan Cinta #2. Kenapa? Hmm mungkin karena AADC pertama booming banget, jadi penasaran ky apa cerita lanjutannya.

Hanya hmm sorry to say, ga sesuai ekspektasi aku. Filmya bagus, banyak dinamikanya, penonton dibuat haru hingga ketawa. Tapiii ada beberapa point,

1. Ceritanya agak jenuh krna melulu ttg cinta dan rangga, aku dibuat penasaran sama alasan ibunya rangga, kisah hidup maura, dan sifat dari sosok trian.

2. Kurang menantang, alur ceritanya mudah ditebak. Mungkin krna penonton film ini rata2 sudah seumuran aku yg dulu jaman AADC 1 masih kelas 1 SMA, jadi udh gak tertarik lagi dengan jalan cerita yg sekedar percintaan.

3. Untuk remaja. Tapi oow ada 2 kali adegan kissing.. XD. Jalan cerita yg gak begitu rumit okelah utk remaja. Tapi aku gak tau kalau adegan kissing seperti itu apa masuk kategori remaja.

Mungkin film ini dibuat utk pasar remaja (anak SMP dan SMA) tapi banyak juga orng dewasa, orang2 kantoran, bapak2, ibu2 yg nonton ini karena mengenang AADC #1. Dan menurut aku pribadi aku lebih suka AADC ≠1.

Ayo nonton AADC 2. Biar ga penasaran.. :D

24 April 2016

Great Work

Ketika kita bekerja, kepuasan atas hasil kerja kita bukan hanya dirasakan ornag-orang sekitar atau stakeholder kita, yang dalam hal ini bisa pelanggan, atasan, rekan kerja, bahkan bawahan. Tapi yang terpenting hasil kerja kita yang baik berdampak pada diri kita sendiri, bagaimana kita memiliki kepuasan batin, merasa wow karena aktualisasi diri terpenuhi, dan sebagainya.

Kemudian, bagaimana kita menciptakan hasil kerja yang optimal, bahkan luar biasa?
Ada empat hal yang harus kita miliki, yaitu:

1. Passion. 
Passion adalah sesuatu yang melekat di diri kita. Hmm mungkin seperti bakat atau karakteristik seseorang. Passion adalah ketika kita melakukan sesuatu dengan senang, tanpa paksaan. Muncul pertanyaan, bagaimana mencari passion? Sebetulnya passion bukan untuk dicari, tapi dirasakan, apa yang kita sukai dan tidak. Dalam dunia kerja, jika kita pindah pindah posisi atau pindah instansi, kita dapat lebih cepat menemukan dimana passion kita. Namun sangat mungkin bila passion dirasakan sejak dini. 

2. Skill.
Skill atau kemampuan tentu saja diperlukan dalam menjalani pekerjaan. Bekerja tanpa skill ibarat mobil tanpa roda. Skill disini adalah pertama bersifat generik, seperti misalnya seorang marketing, berarti harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik, dll. Dan yang kedua bersifat teknikal, misalnya seorang marketing harus mampu menganalisa pasar, dll.

3. Knowledge.
Ada cerita seorang penebang kayu, dia sangat mahir menebang kayu, dan menjadikannya balok-balok kayu bakar. Setiap hari atasannya memujinya atasannya sangat bangga, karena ia bisa menghasilkan ratusan balok kayu dalam sehari. Namun semakin lama, balok kayu yang dihasilkan menurun. Berbulan-bulan kemudian atasanya bertanya "kenapa jumlah yang kau hasilkan menurun padahal caramu mengayunkan kapak sangat bagus, tenagamu luar biasa." Kemudian sang penebang kayu menjawab "kapak saya sudah mulai tumpul". 
Pengetahuan ibarat mengasah kapak. Asah otak, tambah pengetahuan. Ingat, semakin banyak yang kita ketahui semakin banyak pula yang tidak kita ketahui, karena dunia ini cepat sekali bergeraknya. Tuntutan perusahaan mengikuti tuntutan pasar, maka tuntutan terhadap para penggeraknya (karyawan/pelaku bisnis) juga akan semakin tinggi. 

4. Attitude.
Yes, ini yang terakhir dan tak kalah penting, adalah sikap. Sebagus apapun kerja kita, kalau attitude buruk, maka cepat atau lambat, kita akan tersisihkan. Saling menghargai dan menghormati posisi dan tanggung jawab rekan kerja kita, berjuang dengan adil dalam berkarir, dan yang terpenting adalah bersyukur, syukur atas pekerjaan yang kita jalani saat ini. 


Have a great work, everyone.. ;)

23 April 2016

Cherry

Dikerumunan orang orang yang katanya berpendidikan. Mereka datang menjujung ilmu, atau sekedar gengsi? Tak ada yg tau.

Ada yang asing satu sama lain. Ada yg akrab tertawa lepas. Ada yg serius berdiskusi.

Ditengah gemuruh tawa, dia melintas, tak tampak kerlingan matanya, hanya menggores senyum.

Tak ada yg istimewa namun mengisi pikiranku, menunggu nunggu dimana hari itu tiba lagi.
Sekedar menunggu senyumnya yang seperti cherry, cherry diatas kue dimana merah cherrynya mencerminkan kelezatan kuenya.

Hening..

Kubuka mata. Ada seonggok kue bertoping cherry manis. Kulihat polos wajahnya, terlelap namun manis cherry masih terasa.

15 April 2016

Dogma

Berbicara normatif
Berperilaku normatif
Berpikir normatif

Aman dari gunjingan
Aman dari sinisme
Aman dari prasangka

Ah, itu norma atau dogma



Self Management

Pengertian Self Management
Self-management adalah strategi individu untuk mempengaruhi dan meningkatkan tingkah lakunya ke arah yang lebih baik. Self-management dapat disebut sebagai self-control, berdasarkan dari teori belajar sosial Self-management lebih tepat diklasifikasikan sebagai teori motivasi daripada teori kepemimpinan, tetapi dapat dipandang sebagai bagian dari kepemimpinan. Yang terkait dalam manajemen diantaranya adalah strategi dan kepemimpinan.
Cukup banyak kata-kata bijak mengatakan betapa perang terbesar adalah melawan diri sendiri, menjadi pemimpin untuk diri sendiri, seperti yang dikatakan Plato bahwa, “The first and the best victory is to conguer self” dan salah satu hadisnya Nabi Muhammad mengatakan perang terbesar umat manusia adalah perang melawan hawa nafsu. Hawa nafsu disini dapat sebagai keinginan dan kesenangan yang muncul dari dalam diri sendiri ataupun tidak.
Menurut Gede Prama “ Manajemen diri adalah suatu ilmu yang hidup, yang lahir, tumbuh, dan bercabang saat dibenturkan, diuji dalam kehidupan”. Sedangkan menurut pandangan lain manajemen diri berkaitan dengan bagaimana kita sebagai manusia memahami siapa diri kita dan bagaimana mengelolanya. Memahami diri, adalah perintah Tuhan dalam Al-Quran yang turun pertama kali, “ Bacalah, dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah “. (Al-Alaq, 1-2). Tuhan tidak menurunkan wahyu pertamanya berupa ayat-ayat tentang penciptaan langit dan bumi, tetang akhlak, atau tentang perintah shalat dan puasa, tapi meminta kita untuk mempelajari lebih dahulu siapa diri kita sebenarnya. “Dari mana kita diciptakan?” yang tentu saja dengan berpikir kritis pertanyaan kita akan berlanjut menjadi “untuk apa kita hidup?” dan “kemanakah kita akan berakhir?”. Namun pertanyaan-pertanyaan ini hendaknya tetap dalam kerangka iman kepada Allah sesuai dengan maksud surat Al-Alaq tersebut di atas. Dengan memahami diri, kita akan mengenali resource-resource utama yaitu pikiran (mind), tubuh (body) dan hati (heart). Ketiga resource yang kita miliki keberadaannya sangat terbatas, oleh karena butuh pengelolaan yang tepat atau disebut bentuk self-management.
Pikiran (mind) adalah resource yang berkembang sesuai usia, pengalaman, pendidikan, dan hasil pembelajaran diri dan secara dinamis membentuk paradigma, yaitu respon dan persepsi kita terhadap suatu informasi atau peristiwa. Bagaimana mengelola pikiran, adalah dengan tidak berhenti belajar. Hidup adalah sekolah yang sebenarnya, dimana kita adalah pelajar yang aktif mencari informasi, belajar dari pengalaman, dan mengikuti semua ujian hidup dengan persiapan mental yang cukup dan ilmu yang utuh. Mengelola pikiran juga berarti senantiasa berpikir posistif, artinya mampu mengambil hikmah dari suatu peristiwa dan menjadikannya sebagai referensi dalam paradima kita. Dengan mengelola pikiran dengan tepat, kita akan memiliki kebijaksanaan dan keluasan wawasan berpikir yang akan menjadi modal dalam menjalankan tugas-tugas dan peran diri kita di dalam dunia ini.
Sesuai pertambahan usia, fungsi tubuh (body) punya keterbatasan tertentu, sehingga resource ini pun perlu dikelola dengan tepat. Mengelola tubuh terkait dengan bagaimana kita menghargai dan menjaga tubuh kita secara fisik dengan cara menerapkan pola makan dan pola hidup seimbang, diantaranya adalah menjauhkan diri dari makanan dan minuman yang tidak bermanfaat, tidak memforsir diri dalam bekerja, dan cukup berolahraga. Sehingga tujuan dari manajemen ini adalah memperoleh kesehatan dan kebugaran yang tentunya akan membuat nyaman dan memudahkan kita untuk beraktifitas.
Manajemen hati (heart) adalah bagaimana kita mengelola dan menjaga hati kita agar senantiasa bersih, tidak dikotori dan diracuni oleh sikap dan tingkah laku yang merusak. Hati yang bersih ditandai dengan rasa bahagia yang survive dalam setiap keadaan, baik dalam keadaan nyaman, cukup dan lapang juga dalam keadaan kurang, menderita bahkan dalam kekecewaan. Dan sesuai ajaran banyak agama di dunia bahea menjaga hati diantaranya adalah dengan memberi, melayani, bersyukur, bersabar, dan pasrah pada Tuhan.
Ketiga resource tersebut diatas saling mendukung dan berkoordinasi. Selain itu suatu penelitian empiris telah membuktikan bahwa pikiran yang tidak di-manage dengan baik., menjadi penyebab terbesar penyakit-penyakit psikosomatis yang tentunya akan mengganggu dan mempengeruhi kesehatan di dalam tubuh kita. Pada akhirnya, seseorang yang mampu memahami dan mengelola diri dengan baik, akan lebih besar peluangnya untuk sukses memimpin dirinya, serta ikut berperan dan memberikan kontribusi posistif dalam masyarakat.

Strategi Self-Management
Self-Management terdiri dari strategi tingkah laku dan strategi kognitif. Strategi tingkah laku pada self-management berguna ketika seseorang membutuhkan dorongan untuk melakukan sesuatu yang enggan dia lakukan. Seseorang harus realistis dalam membuat tujuan untuk menyelesaikan suatu tugas atau mengubah suatu tingkah laku.
Pantau tingkah laku dirimu dengan mencatat apa yang kamu lakukan atau katakan dan perhatikan apa reaksi orang-orang disekitarmu. Sebagai contoh, perhatikan setiap kata yang kamu ucapkan yang tidak disukai orang lain. Setelah itu, cobalah cara lain untuk berkomunikasi dengan orang lain yang membuat orang lain menyukai dirimu.
Cara lain dalam strategi tingkah laku adalah memuji diri sendiri apabila telah menyelesaikan suatu atau ketika kamu dapat menyelesaikan suatu tugas yang sulit. Berikan ganjaran pada dirimu jika kamu melakukan sesuatu yang salah. Contohnya adalah setelah membuat suatu kesalahan, gunakan waktu tambahan untuk memperbaiki kesalahan tersebut. Seseorang bisa melatih dirinya untuk meningkatkan keahlian dan membangun kepercayaan diri. Susun kembali petunjuk yang berhubungan dengan lingkungan fisik, ubahlah tingkah laku yang tidak diperlukan dengan tingkah laku yang diperlukan.
Yang selanjutnya adalah strategi kognitif. Strategi ini membantu seseorang untuk membangun kepercayaan diri dan optimisme akan suatu tugas yang sulit. Salah satu strategi kognitif yang sangat membantu adalah selalu berpikir positif, selalu optimis dan menjauhi pikiran negatif, ataupun pikiran pesimis. Sebagai contoh, memandang situasi sulit sebagai kesempatan daripada sebagai masalah. Kepercayaan diri dan kebulatan tekad dibutuhkan untuk meningkatkan self-management agar kita dapat memusatkan pikiran akan apa yang dapat kita lakukan untuk membuat sesuatu yang lebih baik daripada terus memikirkan sesuatu sulit. Selain itu juga, kita harus selalu menjauhkan diri dari pikiran negatif dan mengenal pemikiran yang dapat menghancurkan lalu mengganti pemikiran tersebut dengan pemikiran yang dapat membangun.
Strategi kognitif selanjutnya adalah mental imagery, yang dapat digunakan untuk melatih diri kita dalam melakukan tugas yang sulit. Pertama, bayangkan dirimu sedang mengerjakan tugas. Lalu bayangkan perasaan dan kepuasan yang akan muncul jika kamu telah berhasil melakukan sesuatu.
Bagaimana Pemimpin Memberikan Semangat Self-Management
Sebagai seorang pelaku manajemen dalam suatu struktur organisasi, diperlukan suatu sifat kepemimpinan yang tentu saja hanya dapat secara efektif dimiliki oleh seorang yang sukses dalam me-manage dirinya sendiri. Seorang pemimpin dapat melakukan beberapa hal untuk memberikan semangat self-management kepada bawahannya. Memberikan semangat sangat penting karena bawahan sangat tergantung pada pemimpin.
Aktifitas kepemimpinan termasuk menjelaskan bagaimana pemikiran self-management, menjelaskan bagaimana berperilaku dan strategi kognitif self-management, memberikan semangat merupakan upaya untuk menggunakan teknik ini, dan menyediakan cukup otonomi agar self-management dapat dipraktekkan. Pemimpin harus memberi informasi kepada bawahannya, termasuk informasi tentang rencana strategi dan keuangan organisasi. Sebagai bawahan yang mengembangkan keterampilan dan percaya diri dalam self-management, pemimpin harus memberikan semangat kepada bawahan agar pekerjaan mereka lebih baik.

Dua sisi mata uang seorang karyawan

Anda seorang karyawan? Anda pengusaha yang memiliki karyawan?
Anda seorang bos di tempat kerja anda?

Apapun latar belakang anda dan posisi anda di tempat kerja anda, perlu dipahami bahwa karyawan/pegawai di sebuah perusahaan memiliki 2 sisi mata uang berbeda.

Pertama, karyawan sebagai mesin. Roda perusahaan, bergeraknya perusahaan, dijalankan oleh karyawan. Layaknya mesin, harus dilakukan maintenance berkala, harus digunakan sesuai dengan tata cara mesin tersebut, intinya harus diperhatikan supaya mesin tersbeut memiliki umur pakai yang panjang.
Peran ini ada dalam personalia, bagaimana karyawan harus dibiasakan dengan peraturan perusahaan, dan sejenisnya. Peran personalia harus 'saklek', iya atau tidak, tidak boleh abu-abu.

Kedua, karyawan sebagai aset. Aset adalah sesuatu yang berharga, sehinga harus dipeliharan dan dikembangkan supaya produktivitasnya meningkat, supaya gak hilang.
Peran ini ada dalam orang yang bertanggung jawab dengan pengembangan, biasanya disebut people development. Disini karyawan dilihat kebutuhannya, mulai dari kebutuhan pribadi hingga kebutuhannya di tempat kerja. Peran ini harus bisa memposisikan diri sebagai karyawan tersebut, namun PRnya tidak boleh sampai karyawan itu 'ilfil' terhadap perusahaan.

Oleh karena itu pentingnya HRD disini bisa "bermuka dua". Harus bisa menjadi jembatan antara karyawan dan perusahaan, adalah salah satu kunci suksesnya..

Tetap semangat untuk para HRDers.. :)